Membuka Tirai Kegaiban

Sebuah hadis qudsi tentang fadhilah Tahajud ini, sebagaimana diriwayatkan Bukhari, Muslim, Malik, Turmudzi, dan Abu Dawud, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Tuhanmu yang Maha Pemberi Berkah dan Maha Mulia, selalu turun ke langit dunia setiap malam, pada paruh waktu seperti tiga malam terakhir, dan Dia berfirman, 'Barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, barangsiapa mengajukan permintaan kepada-Ku akan Aku berikan, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni'.''

Mahasuci Allah. Itulah tiga keutamaan shalat Tahajud dan ketiganya pula merupakan harapan setiap hamba. Setiap hamba pasti berharap doanya terkabul, permintaannya diberikan, dan dosa-dosa diampuni. Mustahil bagi seorang hamba berharap bahwa setiap doanya ditolak, permintaannya diabaikan, dan dosa-dosanya terus menumpuk.Benarkah penikmat shalat Tahajud mampu menjadi kaya dan bahagia? Saya menjawabnya dengan tegas “Ya”. Tahajud bisa mendatangkan kekayaan dan kebahagiaan. Mereka menjadi kaya dan bahagia sepanjang hari. Tak berlebihan, jika saya menilai orang-orang yang telah mengaplikasikan tahajud dalam hidupnya akan
semakin kaya dan bahagia.
shalat tahajudSedangkan orang kaya, dengan bertahajud, kekayaannya semakin bertambah dan berkah. Bukan itu saja, kebahagiaan pun akan datang dengan sendirinya. Karena kami yakin orang kaya belum tentu bahagia. Banyaknya harta tak selalu menjadikan pemiliknya bahagia. Maka dengan bertahajud, otomatis, kita dapat merengkuh kekayaan dan kebahagiaan.
Dari dua dini hari hingga subuh hampir tersentuh, waktu-waktu ini disambut para muhsinun dengan wajah penuh cahaya. Sepertiga malam terakhir adalah malam yang diyakini bertabur mukjizat. Tetesan dan percikan air wudlu yang jatuh ke bumi menambah indah malam yang hening. Santai dan rileks. Mereka pun mengerjakan shalat tahajud. Shalat yang didirikan setelah terjaga dari tidur. Sembilan perkara siap disuguhkan Allah kepada para muhsinun. Lima perkara di dunia dan empat  perkara di akhirat. Sembilan  perkara itu akan memuliakan para muhsinun.
Lima perkara itu antara lain :
  1. Allah menjaganya dari bencana-bencananya.
  2. Tampak bekas taat di wajahnya.
  3. Ia akan disenangi oleh hamba-hamba yang shalih bahkan oleh semua manusia.
  4. Katanya-katanya mengandung hikmah;
  5. Allah memberikannya rezeki kepahaman terhadap agama.

Adapun yang empat di akhirat adalah :
  1. Dibangkitkan dari kubur dengan wajah yang putih dan cemerlang.
  2. Dimudahkan baginya hisab;
  3. Berjalan di atas shirat (jembatan di akhirat) laksana kilat (bagai petir menyambar)
  4. Diberikan kitab catatan amalnya melalui tangan kanan pada hari kiamat
Tentang perintah menegakkan shalat tahajud disebutkan dalam Surat Al Isra [17]: 79 “Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat terpuji.”
Dalam bab dua kisah nyata pelaku tahajud diungkapkan penulis. Misalnya Prof.Dr. Harun Nasution, mantan rektor UIN Jakarta yang didekatkan peristiwa-peristiwa di luar akal manusia. Kedekatan pada alam ghaib ditunjukkan dalam keseharian Harun Nasution. Tabir gaib yang terbuka dihadapannya tak membuatnya takut. Setelah berkonsultasi dengan Abah Anom, seorang ulama dari Tasikmalaya, kejadian-kejadian “horor” membuatnya lebih maklum dan terbiasa. Sebagai pelaku tahajud beliau lebih merasa tenang dan tabah.
Tentang waktu-waktu dini hari, ada sebuah saran dari Prof. Dr. Harun Nasution kepada Prof. Dr. Ahmad Sukardja, S.H. MA, saat ingin meraih gelar doktor, “menulislah pada pukul 02.00 dinihari atau pukul 03.00 dinihari. Nasihat ini dilakukan, alhasil disertasinya selesai dalam tempo cepat. Inilah tips penting dari beliau soal bangun tengah malam untuk beribadah dan berkontemplasi.
Mempercantik Wajah
Berkata Imam Ibnul Qayyim, Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus.Demikian yang dituliskan oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli di bukunya Kado Perkawinan halaman 312 ketika mengutip perkataan Ibnul Qayyim di buku Raudha Ath-Thalibin. [1]
Perlu juga diingat bahwa kiat ini bukan cuma monopoli kaum Hawa saja, kaum Adam pun perlu juga menerapkannya.
Dampak Medis
Secara medis sholat tahajjud dapat menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit, yang berupa persepsi dan motivasi positif , serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).  Sholat tahajjud yang dimaksudkan bukan sekedar menggugurkan status sholat yang muakkadah, tetapi menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan.
Selama ini, masalah ikhlas kebanyakan dianggap sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00 antara 69-345 nmol/liter.
Melalui satu penelitian yang dilakukan oleh M. Sholeh pada tahun 2006,  untuk desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-Neuroimunologi”, terhadap 41 responden siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya.  Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahajjud selama dua bulan. Sholat dikerjakan antara jam 02-00-3:30 sebanyak 11 rakaat, masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat witir. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia dan Klinika). Jika jumlah hormon kortisol dalam batas normal, bisa diindikasikan orang itu ikhlas mengerjakan sesuatu, bukan karena tekanan atau beban.  Begitu sebaliknya.
Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan  memperbaiki persepsi dan motivasi positif serta coping yang efektif akan melahirkan emosi  positif yang dapat menghindarkan stress. Orang stress  biasanya rentan sekali terhadap kanker dan infeksi.
Dengan demikian,  berdasarkan hitungan tekhnik medis, seseorang yang mengerjakan sholat tahajjud secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, akan memiliki ketahanan tubuh  dan respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari stress, yang berarti juga memperkecil risiko kanker dan infeksi.
Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugerah yang diberikan oleh Allah kepadanya. Begitulah keagungan ciptaan Allah. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam “sepenuhnya” karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.
Bagaimana agar bisa Shalat Tahajud
  1. Berusaha untuk tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang. Rasulullah membenci tidur sebelum Shalat Isyaa dan berbicara sesudah Shalat Isyaa.
  2. Ketika akan tidur, perhatikan adab-adab tidur, misalnya membaca doa sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll.
  3. Tidur sebentar di siang hari.
  4. Meninggalkan kemaksiatan, dosa dan perbuatan bid’ah
  5. Berkeinginan kuat untuk shalat malam
  6. Memasang jam beker. Bisa juga dengan saling membangunkan istri, suami, dan keluarga. Bahkan bisa dengan saling membangunkan tetangga atau teman dengan menelpon melalui handphone-nya. Saling berta’awun
 

Categories: